Wednesday, March 28, 2018

Hukum Menonton Drama Korea???




Fenomena Muslimah Nonton Drama Korea, Bagaimana Hukumnya?


Cewek jaman sekarang siapa sih yang tidak kenal dengan Lee Min Ho atau Kim Bum? Mereka adalah pria-pria tampan pemeran drama korea Boys Before Flower.
Sebuah film yang mengadopsi cerita Hana Yori Dango (versi jepang) atau yang biasa disebut meteor garden (versi Taiwan), drama ini menjadi populer di kalangan remaja.
Alur cerita yang fokus, tidak bertele-tele, juga unik dan kreatif, serta karakter tokoh utamanya yang sangat ideal di mata remaja menjadikan drama ini banyak disukai remaja, khususnya remaja wanita.
Sejak kemunculannya tahun 2004, drama korea kini telah mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia, khususnya kalangan remaja.
Seperti Endless Love dan Full House yang pertama kali ditayangkan di layarkaca, kemudian ada Love to Kill, Princess Hour, Winter Sonata, Only You, Stained Glass Windows, Summer Scent, Sassy Girls Chun Yang, The Super Rookie, My Name Kim San Sun, Love Story in Harvard, Jewel in the Palace, Mars, Hot Shot, dan lain-lain.
Drama-drama korea yang pernah di putar itu sontak menjadi idola baru. Bukan hanya filmnya yang meraih rating tinggi, VCD dan lagu-lagu soundtracknya juga laris manis.
Para remaja yang sangat menggemari drama-drama korea tersebut bukan tanpa alasan, selain karena aktor dan aktris korea yang tampan dan cantik, romantisme yang disodorkan  dan  sangat dekat dengan kehidupan remaja juga menjadi daya tarik cukup kuat bagi sebuah melodrama.
Remaja yang sedang dalam tahap bangkitnya insting seksualnya, memang sangat tertarik dengan drama-drama yang membahas tentang percintaan.
Selain itu, kemampuan memancing emosi penonton dikemas secara kreatif dengan disertai soundtrack beraliran K-pop, juga menjadi ‘selling point’ drama-drama itu. Cukup menghibur karena bisa membuat penonton tertawa geli, juga menangis tersedu-sedu.

Budaya Korea Sudah Merasuki Gaya Hidup Muslimah

Begitu populernya drama korea di Indonesia, tak ayal banyak kaum hawa terutama remaja muslim yang berusaha mencitrakan dirinya seperti tokoh itu.
Mereka tidak sungkan untuk mengikuti polah tingkah laku tokoh-tokoh idola mereka. Terlebih para ABG yang sedang dalam masa pencarian dan panutan, sehingga akhirnya mereka meniru semua yang ada dalam drama-drama korea tersebut, mulai dari gaya berbusana, gaya mengekspresikan cinta, pola pergaulan, bahkan sampai gaya berpikir.
Memang drama, musik, bahkan food dan fashion korea kini sudah merasuk ke dalam kehidupan para remaja di Indonesia, termasuk muslimahnya. Sayangnya, yang terjadi justru lebih kepada fanatisme mencintai korea.
Sehingga banyak dijumpai muslimah yang lebih memilih nonton drama dibandingkan harus mengaji, belajar, atau membantu orangtuanya.
Juga banyak dijumpai muslimah yang lebih banyak hapal judul film, lirik lagu dibandingkan Al Qur’an dan hadist. Banyak juga yang tidak peduli kepada komposisi makanan korea, tak peduli lagi halal dan haramnya, yang penting bisa makan makanan korea.

Bagaimana Hukumnya Menonton Drama Korea?

Islam memandang hukum menonton TV adalah mubah alias boleh. Walaupun ada sebagian kalangan yang mengharamkan. Hanya saja perlu diperhatikan apa yang kita tonton dan dengar, dan kapan kita menonton atau mendengarkannya.
Apakah kontennya baik dan bermanfaat? Atau malah banyak mengandung maksiat? Percintaan yang melanggar syariat misalnya.
Adegan-adegan intim antar lelaki dan perempuan. Juga dari menonton itu banyak membuang waktu sia-sia, karena drama korea tidak cukup cuma satu dua episode saja.
Ketika kemubahan ini justru membuat kita lalai dengan yang wajib, maka kita pun jadi berdosa. Jangan mau dikendalikan oleh jadwal film atau acara di tv.
Kitalah yang harus mengendalikan diri, kapan waktunya untuk menonton dan harus bisa pilih konten yang baik dan memberikan manfaat bagi diri kita.
Remaja muslim tidak boleh punya mental bebek yang tidak jelas jati dirinya dan gampang ikut terbawa arus hanya agar mendapatkan eksistensi diri.
Sehingga dengan tegas Rasulullah mengatakan “Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongannya”,
Rasulullah melarang umatnya tasyabbuh biqaumin (menyerupai suatu kaum). Sehingga, remaja muslim haruslah waspada dan hati-hati.
Jangan asal menonton! Pilihlah tontonan yang bermanfaat dan tidak membawa mudharat serta  terus membentengi diri dengan keimanan dan mengkaji islam.

Aturan Islam Untuk Melindungi Bukan Membuat Ribet

Sebagai muslimah, Allah menurunkan agama islam bukan sebagai agama yang cuek terhadap semua aktivitas. Islam mengatur bagaimana hubungan antara manusia dengan dirinya dalam ranah makan, minum, pakaian, dan akhlaq.
Aturan ini ada bukan untuk membebani kita, tapi ini tanda cinta Allah kepada kita. Sebagaimana adanya aturan lalu lintas untuk mengamankan dan membuat lancar jalan.
Keterikatan kita terhadap hukum Islam di dunia selintas mungkin terkesan ribet. Tapi, inilah yang akan menyelamatkan kita di akhirat nanti.
Sebagai muslimah yang percaya akan adanya hari lain setelah kehidupan dunia ini, hari pembalasan. Sudah selayaknya kita mau berkorban untuk berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang.
Karena kesungguhan dan keoptimalan usaha kita di dunia akan mendapatkan balasan dari Allah di akhirat kelak. Maukah kita menjual kehidupan dunia kita yang sementara ini dengan surganya Allah yang kekal abadi?
Untuk itu, mari kita mulai menata diri, segera bersungguh-sungguh dalam meletakkan prioritas. Memilih kegiatan apa yang lebih Allah sukai. Dan rela untuk meninggalkan kegiatan yang tidak Allah sukai. Semoga Allah membalas kita dengan surga yang abadi. Wallahu’alam bish shawab.

Simak penjelasan tegas ustadz Abdul Somad Lc, MA mengenai fenomena kecanduan nonton Drama Korea ini

0 comments:

Post a Comment